PENDAHULUAN RUQYAH SYAR'IYAH
Shalawat serta salam
mudah-mudahan tersampaikan selalu kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, baginda
Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Adapun setelah itu,
Selama ini pengobatan yang
kita temui di dunia -tepatnya sebelum kedatangan Islam- tidak lain hanyalah
berupa khurafat-khurafat, sihir dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
perdukunan, tukang tenung, dan paranormal.
Siapa saja yang pernah
mempelajari ilmu pengobatan orang-orang terdahulu, pasti melihat berbagai hal
yang mengherankan, yang selama ini diduga sebagai ilmu penyembuhan, padahal Al
Quran telah memberikan perhatian secara serius tentang berbagai masalah penting
dalam hal menjaga kesehatan tubuh dan fisik manusia.
Al Quran juga menerangkan dan
membimbing kita tentang halal dan haramnya suatu makanan atau minuman yang kita
konsumsi.
Dalam al Quran kata asy-Syifa’
(kesembuhan atau obat) disebutkan berkali-kali, diantaranya adalah ayat di
bawah ini:
“Dan kami turunkan dari Al
Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat.” (Surat Al Isra, ayat:
82)
Dan juga firman-Nya yang
berbunyi
“Dan apabila aku sakit,
dialah yang menyembuhkan aku.” (Surat As-Syu'ara, ayat: 80)
Barang siapa yang menekuni
pengobatan Nabawi, pasti mendapati bahwa beliau telah meletakkan dasar-dasar
pengobatan dan cara penyembuhan penyakit.
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
“Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Surat An-Najm, ayat: 3-4).
Dalam situs ini, kami
menyebutkan beberapa resep obat yang berasal dari Al Quran dan As Sunnah yang
sangat dibutuhkan setiap muslim untuk mengobati penyakit penyakit yang menimpa
dirinya.
Kita harus tahu bahwa ruqyah atau mengobati
penyakit dengan Al Quran dan As Sunnah, bukanlah sebuah kekhususan yang
dimiliki oleh orang-orang tertentu, melainkan ia adalah kekuasaan yang dimiliki
oleh setiap muslim, tanpa terkecuali. Setiap orang muslim bisa meruqyah dirinya
sendiri dan meruqyah orang muslim yang lainnya, atau diruqyah oleh seseorang
yang lain pula. Seorang suami bisa meruqyah istrinya. Demikian pula sebaliknya,
seorang Istri bisa meruqyah suaminya.
Tidak diragukan pula bahwa
keshalihan seseorang mempunyai pengaruh sangat besar dalam memberi manfaat atau
kesuksesan dari meruqyah (kesembuhan). Hal ini berdasarkan firman Allah
Subhanahu Wa Ta'ala:
“Sesungguhnya Allah hanya
menerima (amalan) dari orang-orang yang bertaqwa.” (Surat Al-Maidah, ayat:
27)
Disyaratkan ketika meruqyah agar tidak ada
noda syirik atau kemaksiatan, atau apapun seperti berdoa dan meminta kepada
selain Allah, juga bersumpah dengan selain nama Allah. Lalu hendaknya ruqyah tersebut
menggunakan bahasa Arab atau bahasa yang dimengerti kandungan maknanya. Kemudian
ia meyakini ruqyah tersebut
tidak berpengaruh atau menyembuhkan dengan sendirinya, tetapi dengan izin dari
Allah Azza wa Jalla.
Dan kami memohon kepada Allah
agar semoga situs ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Semoga Allah Ta’ala
menjadikan usaha kecil ini murni dan ikhlas karena Allah. Dan semoga Dia
menjadikannya buku ini sebagai pemberat amalan kami disaat kami berjumpa dengan-Mu.
Dan hanya firman Allah lah
yang selalu benar (haq) dan hanya Dia pulalah yang menunjukkan kami kepada
jalan kebenaran.
Ditulis oleh:
Abdul Majid Abdul Aziz
Nasir Az Zahiim
Riyadh, 5 Robi’ul Awal 1414
Hijriyah
0 komentar:
Posting Komentar